Singapore adalah negara pulau kota yang sangat kecil. Luasnya hanya sekitar 713 km2 dengan penduduk 5.1 juta jiwa. Only the lilte dot in asean, Tapi ekspor Singapore pada tahun 2011 sudah hampir US$ 400 milyar/tahun atau dua kali lipat ekspor Indonesia yang hanya US$ 203 Milyar/tahun pada 2011 yang lalu. Singapore adalah negara kecil yang tidak punya kekayaan alam. Tetapi bisa melakukan ekspor dua kali lipat dari Indonesia. Hebat bukan?
Di kota Singapore yang super mini itu kini ada 6000 perusahan AS dan Eropa, 3000 perusahan China, 1500 perusahaan India, dan sebagainya. Mendirikan perusahaan di Singapore sangatlah gampang. pengurusan izin usaha disana hanya membutuhkan waktu dalam 2 jam dapat selesai.
Tidak seperti di Indonesia yang berbulan-bulan tak jelas, apalagi jika status perusahaannya adalah perusahaan asing (PMA). Kekuatan Singapore terletak pada sumber daya manusianya yang unggul dan kepastian hukumnya yang hebat. Bisnis sangat kondusif disana.
Singapore adalah pusat keuangan Asia, pusat industri manufaktur termasuk minyak, kimia, logam dll. Semua bahan baku di impor, Bahkan air tawar-pun Singapore harus mengimpor dari Malaysia, sayur-sayuran sebagian besar di impor dari Indonesia, serta kebutuhan pokok lainnya dari Malaysia dan Thailand.
Jumlah turis yang datang ke Singapore sekitar 13.5 juta orang per-tahun, dua kali lipat turis yang datang ke Indonesia. Padahal tak ada yang bisa dilihat di Singapore kecuali hanya untuk Shopping. Singapore yang habis dikelilingi hanya dalam 6-7 jam itu memang tidak menarik sama sekali, tetapi turis-turis ramai berdatangan kesana untuk shopping, berjudi dan deal bisnis.
Sebagai kota pusat keuangan dan perdagangan di Asia, Singapore tahu prioritas utama mereka adalah SDM yang handal dan kepastian hukum, semua taat hukum disana. Ancaman terbesar bagi Singapore adalah Indonesia dan Malaysia. Namun Malaysia tidak begitu ditakuti Singapore karena ada hubungan historis, lantaran sebelumnya Singapore adalah bagian dari Malaysia.
Indonesia dinilai sebagai ancaman nasional bagi Singapore terkait dua hal yaitu, ancaman militer dan ekonomi. Untuk menghadapinya, Singapore akan memperlemah peran Indonesia di kawasan Asia. Pada zaman Presiden Soekarno, Indonesia telah menjadi mimpi buruk bagi Singapore, di era rezim Soeharto, Singapore justru merasa aman karena Soeharto adalah mentornya Lee Kwan Yew. Soeharto Toako Abang.
Ketika Soeharto jatuh dan BJ Habibie naik jadi Presiden Indonesia, Lee Kwan Yew sempat sangat panik. Dia segera menemui Habibie untuk membangun komitmen baru Singapore-Indonesia, tetapi Habibie menolaknya, alasan Habibie Indonesia pasti akan dirugikan oleh Singapore. Apalagi Presiden Habibie punya mimpi untuk segera mengembangkan Sabang-Aceh, Batam dan Bintan yang akan mampu mengalahkan pusat bisnis Singapore.
Dimata Habibie, Singapore tidak ada apa-apanya dan sangat mudah ekonominya dikalahkan oleh Indonesia, Habibie juga sangat geram dan marah pada Singapore yang selama ini dinilainya telah “menghancurkan ekonomi Indonesia” secara perlahan namun sistematis. Lee Kwan Yew pun meradang atas sikap Habibie itu.
Lee Kwan Yew dipastikan punya andil dalam kejatuhan Presiden Habibie melalui penolakan laporan pertanggungjawaban Presiden di MPR waktu itu. Setidaknya diduga Lee Kwan Yew membantu uang dan opini. Lee Kwan Yew lebih senang dengan SBY, karena agenda SBY adalah agenda barat yang jadi sekutu utama Singapore.
Ekonomi Singapore tentu akan lebih aman, oleh sebab itu Singapore berkepentingan pada pemerintahan SBY agar tetap bisa langgeng. Dan siapapun penggantinya nanti harus dipastikan dapat menguntungkan bagi Singapore. Ical pun kabarnya telah menghadap kesana.
Sistem ekonomi Indonesia memang salah kaprah membuat posisi Indonesia mudah sekali disetir oleh Singapore. Seorang bankir di Singapore pernah mengatakan, untuk menggoyang ekonomi Indonesia sebenarnya tak terlalu sulit, Singapore cukup memainkan US$ 500 juta sampai US$ 2 milyar di pasar uang/modal, dipastikan bursa saham milik Indonesia akan jungkir balik yang akan berujung terjadinya krisis ekonomi.
Singapore bisa “goreng-goreng″ saham atau rupiah. Untuk kepentingan politik dan “insurance”, Singapore memiliki cadangan uang rupiah milik Indonesia dalam jumlah triliunan yang setiap saat bisa dijadikan sebagai senjata untuk “menggoyang” ekonomi Indonesia.
Indonesia yang selama ini yang mendewakan sektor monoter (bukan sektor riel) sangat tergantung pada indeks / kurs yang menjadi kelemahan besar bagi ketahanan ekonomi nasional. Cadangan devisa Indonesia memang sudah tembus US$ 100 milyar. Tetapi itu hanya cukup untuk biaya 3,5 bulan impor.
Rentan sekali bila digoyang oleh Singapore, ketergantungan Indonesia terhadap barang konsumsi eks-Singapore termasuk BBM, telah membuat Indonesia seperti sebuah pesawat TV raksasa tetapi Singapore-lah sebagai pemegang remote controlnya. Singapore memang tidak dapat secara langsung “menghancurkan” ketahanan ekonomi Indonesia (moneter, pangan, energy, dll) tetapi mereka akan melakukannya melalui tangan lembaga-lembaga keuangan internasional.
Agenda-agenda jahat Singapore diduga “dititipkan” melalui tangan-tangan seperti ADB, WB, IMF, USA yang ditandatangani Indonesia tak lepas dari kepentingan agenda Singapore. Kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia seperti kelonggaran ekspor bahan baku, pajak yang rendah atas CPO, batubara, dan seterusnya adalah agendanya Singapore.
Uang besar dan lobi-lobi Singapore akan masuk ke Indonesia jika saja Indonesia mau setujui lokalilasi untuk membangun pusat perjudian di Batam. Pariwisata dan judi memang terkait erat. Keduanya punya kontribusi 7% terhadap GDP Singapore dan akan meningkat menjadi 15% pada tahun 2020 mendatang, diperkirakan ekonomi Indonesia akan mendapat ancaman yang serius dari Singapore pada tahun itu.
WNI keturunan Tionghoa, konglomerat-konglomerat termasuk yang pribumi, bahkan pejabat-pejabat tinggi kita banyak juga yang hobi berjudi datang ke Singapore. Mereka telah menjadi klien-klien tetap beberapa Casino di Singapore.
Singapore dengan cara yang canggih akan tetap mempertahankan dan memanfaatkan kerapuhan ekonomi Indonesia. Jika ekonomi lemah, militer Indonesia pun dipastikan akan melemah juga, lantaran Indonesia tak punya anggaran untuk melakukan modernisasi peralatan perangnya.
Singapore juga ditunding sebagai “donatur” teroris-teroris di Indonesia, Malaysia dan Philipina. Melalui strategi intelejen deception, uang itu mengalir ke teroris. Organisasi teroris-teroris Islam garis keras itu “diperhatikan, diamati dan dibina” oleh intelejen Singapore.
Suatu saat nanti mereka bisa dimanfaatkan untuk kepentingan Singapore. Tujuannya hanya satu, menciptakan instabilitas Indonesia jika diperlukan pada saatnya nanti. Inilah bagian dari pelemahan ekonomi Indonesia, Sebab itu tidak heran, dalam jaringan terorisme Indonesia selalu ada keterlibatan “teroris” berwarga negara Singapore.
Sekarang Indonesia memang belum menjadi ancaman bagi Singapore. Tapi jika Indonesia nekad ingin segera mengembangkan pulau Sabang, Batam, Bitung dan Bintan, pastilah Singapore akan bereaksi dan meradang. Mereka akan hantam ekonomi Indonesia,
Demikian juga jika Indonesia berani men-stop ekspor bahan baku seperti CPO, karet, batubara, mineral, dll atau mau naikan pajak ekspornya secara ekstrim, membubarkan Petral, membangun kilang minyak dan produk turunannya sendiri, membangun storage dst. Singapore dipastikan akan bereaksi terhadap Indonesia.
Singkatnya, Singapore akan menggunakan segala cara agar negaranya tetap mampu bertahan menjadi Hub, Trader dan Broker ekonomi dunia terutama dikawasan Asia. Sementara arah pembangunan dan kebijakan Indonesia tidak dibolehkan membahayakan kepentingan nasional Singapore. Indonesia harus tetap terus menjadi tiang penyangga bagi kemajuan ekonomi Singapore.
Singapore kini juga menjadi surga bagi para koruptor Indonesia yang buron atau yang simpan uang disana, baik legal ataupun tak legal, langsung ataupun via transfer pricing, Selain kekayaan para koruptor, buronan, konglomerat Indonesia yang rata-rata US$ 8 milyar masuk ke Singapore per tahunnya, posisi ini akan menguntungkan ekonomi Singapore.
Para koruptor buronan Indonesia, meski sudah buron, tetapi tetap aman dan nyaman menjalankan bisnisnya di Indonesia lewat kaki tangannya. Mereka di back up penuh oleh Singapore, bahkan banyak uang haram hasil korupsi di Indonesia yang disimpan di bank-bank Singapore kemudian kembali lagi ke Indonesia dalam bentuk investasi asing alias PMA.
Agar tidak menyolok dan menimbulkan kecurigaan, PMA itu bisa berbaju USA, Eropa, China dll. Padahal itu sesungguhnya berasal dari Singapore. Intinya, Singapore itu punya kebijakan khusus terhadap Indonesia demi menjaga kepentingan nasional negara super mini mereka yaitu negara yang lebih kecil dibandingkan kota Jakarta.
Itulah potret negera Singapore yang maju dan menjadi negara termakmur ke 4 di dunia. Pemimpinnya amanah, keras dan cerdas, Bapak Singapore tahu persis, negaranya hanya bisa maju jika tercipta budaya hukum ditengah-tengah rakyatnya. budaya hukum timbul dari patuh hukum, Patuh hukum tercipta karena rakyatnya takut melanggar hukum. Takut langgar hukum karena sanksi hukumnya sangat keras, tegas dan adil.
Dulu Singapore adalah wilayah kecil yang kumuh, jorong, sarang mafia, penjahat dan kriminal. Kini semua ditertibkan oleh Lee Kwan Yew dengan penegakan hukum yang keras, Setiap pelanggar hukum diganjar seberat-beratnya. Banyak juga yang dihukum mati disana dan disiarkan di media-media massa secara berulang-ulang, terus menerus agar rakyatnya takut.
Rakyat Singapore menyaksikan setiap saat di televisi bagaimana penjahat dihukum, mereka tahu akibatnya jika mereka melanggar hukum di negara itu. Begitulah negara yang bernama Singapore yang ibarat sebuah titik lalat di tubuh kita. Malaysia, Korea, Taiwan dll, semua maju karena sukses dalam penegakan hukum.